Kamis, 24 Oktober 2013

Seekor Anjing, Ayam Jantan dan Rubah




Seekor anjing dan seekor ayam jantan yang berteman akrab, berharap bahwa satu saat mereka akan dapat berkeliling dunia dan menemukan petualangan baru. Sehingga mereka kemudian memutuskan untuk meninggalkan tanah pertanian dan melakukan perjalanan keliling dunia melalului sebuah jalan yang menuju ke hutan. Kedua sahabat itu berjalan bersama dengan semangat dan tidak bertemu dengan petualangan yang mereka sering bicarakan.
Pada malam hari, ayam jantan, mencari tempat untuk bertengger seperti kebiasaannya, dia melihat sebuah pohon yang berlubang dan dipikirnya pohon tersebut sangat baik untuk dijadikan tempat menginap. Sang anjing dapat menyelinap ke  dalam lubang pohon tersebut dan sang ayam dapat terbang ke atas salah satu dahan pohon tersebut. Keduanya lalu tertidur dengan nyenyak di pohon tersebut.
Seekor anjing, ayam jantan dan rubahDisaat fajar mulai menyingsing, ayam jantan tersebut terbangun dan sejenak dia lupa dimana dia berada. Dia mengira dirinya masih di tanah pertanian dimana tugasnya adalah membangunkan seisi rumah pada pagi hari. Sekarang dengan berdiri diatas jari kakinya, dia mengepakkan sayapnya dan berkokok dengan semangat. Tetapi bukannya petani yang terbangun mendengar dia berkokok melainkan dia membangunkan seekor rubah yang tidur tidak jauh dari pohon tersebut. Rubah tersebut dengan cepat melihat ke arah ayam tersebut dan berpikir bahwa dia mendapatkan sarapan pagi yang sangat lezat. Dengan cepat dia mendekati pohon dimana ayam jantan bertengger, dan berkata dengan sopan:
"Selamat datang di hutan kami, tuanku yang agung. Saya tidak dapat berbicara bagaimana senangnya saya bertemu dengan anda di tempat ini. Saya merasa yakin bahwa kita akan menjadi teman baik."
"Saya merasa tersanjung, tuan yang baik." kata ayam jantan tersebut dengan malu-malu. "Jika kamu memang mau, pergilah ke pintu rumahku di bawah pohon ini, pelayanku akan membiarkan kamu masuk."
Rubah yang sedang lapar itu tidak mencurigai apapun, berjalan ke arah lubang dibawah pohon tersebut seperti yang disuruhkan, dan dalam sekejap mata anjing yang tadinya tidur di dalam lubang pohon itu menyergapnya.
Siapa yang akan menipu, akan menerima akibatnya sendiri.




makhluk naga dan burung enggang gading

LEGENDA TELAGA PUTERI dari Kabupaten Banjar Martapura



Dahulu kala desa Bincau adalah sebuah pelabuhan persinggahan dari pedagang yang menjual barangnya sehingga desa Bincau saat itu sangat ramai di kunjungi oleh para pedagang. Diantara banyak pedagang/saudagar ada 2 orang tionghoa yang menetap berdagang di Bincau. 2 saudara Tionghoa ini sangat terkenal sekali. Sang kakak bernama Being Tjiow sedangkan adiknya bernama Being Louw. Desa bincau ini dulunya belum ada nama sehingga ketika orang yang mau pergi kedesa ini kalau di tanya mau kemana ? maka akan di jawab mau ke desa Being Tjiow. Sehingga lama kelamaan akhirnya orang menyebut desa Bincau.
Orang Tionghoa yang menentap ini mempunyai seorang anak gadis. Setelah besar anak gadis ini berubah menjadi puteri yang cantik. Dia selalu mandi di dekat danau/telaga di dekat rumahnya. Namun puteri yang cantik ini selalu berdandan dan bersolek saja setiap harinya. Hal ini membuat khawatir kedua orang tuanya. Beberapa kali kedua orang tuanya memberi nasehat untuk tidak berbuat demikian karena semua pekerjaan akan terbengkalai, namun selalu tidak pernah diturutinya.
Pada suatu hari karena sangat jengkel dan sampai pada puncak kemarahan sang ayah, lalu terlontarlah kata sumpah “mudahan ikam jadi wari” (semoga kamu jadi kera). Pada saat bersamaan . tiba-tiba puteri yang cantik ini berubah menjadi seekor kera. Ayahnya pun terkejut dan menangis melihat puterinya berubah menjadi kera. Sebenarnya dia sangat menyesal sekali, namun segala perkataanya sudah terlanjur terucapkan.
Ketika puteri ini menjadi kera, dia selalu mandi di telaga tempat dia mandi seperti sedia kala. Lalu kemudian telaga ini di beri nama TELAGA PUTERI. Setelah beberapa lama banyak kera yang ikut mandi di telaga tersebut. Kemudian kera-kera itu menghilang. Menurut ceritanya ada tokoh masyarakat yang bermimpi bertemu dengan seekor kera yang besar dan berkata supaya ia dan teman-temannya diseberangkan ke desa tambak baru.
Pada pagi harinya maka turunlah tokoh masyarakat ini kearah sungai yang berseberangan dengan desa Tambak Baru. Alakah terkejutnya ia, karena ditepian sungai sudah berbaris kere-kera yang ingin diseberangkan. Kemudian beliau mengambil perahu dan menyeberangkan seluruh kera tersebut. Kera itu masuk ke hutan di Desa Tambak Baru. Jadi telaga Puteri tidak terdapat lagi kera-keranya sekarang.

Hikayat Banjar Nagara Dipa (Amuntai) dan Nagara Daha


Sebuah hikayat Banjar yang diwariskan secara tuttur Lisan ( tutur candi ) yang sampai saat ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat banjar. Orang-orang yang sudah berpikiran modern meaanggap itu hanya sebuah dongeng dan bagi masyarakat awam kejadian yang diluar akal manusia seperti kesurupan dan lain-lain biasa dikaitkan dengan hikayat banjar ini. Tapi berdasarkan prasasti yang satu-satunya ditemukan di Banjarmasin kemudian mahasiswa Sejarah menggali dan menelusuri wilayah-wilayah yang sesuai dengan hikayat banjar maka ditemukanlah candi Agung ( Amuntai ) dan Candi Laras ( Margasari rantau).
Diawali dengan sebuah pelayaran yang dilakukan oleh Mpu Jatmika dengan Siprabayaksa, dan ia merupakan seorang saudagar dari negara Keling yang sebelum pergi diwasiati oleh orang tuanya bahwa ia harus bersinggah di suatu wilayah yang berhawa panas dan akhirnya ia menyinggahi Amuntai karna dirasa sesuai dengan wasiat tadi. Karna Mpu Jatmika menganggap dirinya hanya seorang pedagang bukan kesatria maka ia membangun sebuah tempat untuk tinggal yang sekarang dinamakan “ Candi Agung”. Dan untuk melambangkan dirinya sebagai raja maka ia membuat sebuah patung replika dirinya yang pembuatnya langsung didatangkan dari Cina.
candi-agungDi ketahui Mpu Jatmika mempunyai dua orang Anak yaitu Mpu Mandastana dan Lembu Amangkurat ( Lambung Mangkurat ), dan kemudian Lambung Mangkurat dijadikan Patih pada saat itu. pada suatu saat Lambung Mangkurat berpikir bahwa tidak lengkap kalau kerajaan Dipa tidak mempunyai seorang raja. Karena itu ia bertapa di daerah Ulu Banyu ( Nagara) selama 40 hari 40 malam dan pada malam terkhir pertapaannya sebuah petunjuk datang melalui sebuah suara yang mengatakan “ ia harus menyediakan 40 jenis makanan dan 40 jenis kue beserta iringan dayang-dayang” yang berpakaian serba kuning melambangkan kemewahan pada kerajaan Dipa pada saat itu, setelah itu Lambung Mangkurat kembali ke istana untuk menyediakan semuanya. Setelah semua sesaji dan dayang-dayang sudah disiapkan di tempat ia bertapa dan ritual dilasanakan tdak lama kemudian muncul buih yang memunculkan seorang putri yang akhirnya dijadikan raja perempuan di kerajaan Dipa yan diberi nama Putri Junjung Buih.
Mpu Mandastana yang merupakan saudara Lambung Mangkurat mempunyai dua orang anak yaitu Bambang Patmaraga dan Bambang Sukmaraga. Mereka ternyata tertarik dengan putri Junjung Buih yang terkenal cantik Luar biasa yang keanggunannya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Karna merasa kedua putra Mpu Mandastana ini tidak sesuai untuk sang putri maka Lambung Mangkurat membunuh kedunya di sebuah danau sekitar kerajaan sehingga sekarang disebut “ lubuk Badangsanak atau danau berdarah” yang bisa kita lihat sampai sekarang di Candi Agung Amuntai.
Sebuah Wangsit yang mengatakan bahwa jodoh putri Junjung Buih berada di seberang lautan yaitu di kerajaan Majapahit. Maka diutuslah seorang pengawal ke Majapahit namun sesampainya disana Maha Raja Patih Majapahit mengatakan ia memiliki anak tapi tidak sempurna yang tidak mempunyai tangan dan kaki, orang menyebutnya raja Bulat Bulaling. Walaupun seperti itu seorang utusan tadi tetap meminta untuk putra Maha Raja Patih tetap di bawa karna ingin melaksanakan wangsit yang didapat.
Sesampainya di Muara Banjar, Putri Junjung Buih mendapat kabar bahwa calon suaminya hampir tiba di tanah Banjar. Tapi sang putri ingin mempunyai suami yang sakti dan gagah perkasa agar tidak kalah dengan kesaktiannya. Maka putri Junjung Buih mengutus Naga di Langit untuk menghalau air agar kapal mandek di tengah lautan. Para pengawal pun bingung apa yang harus dilakukan samapi akhirnya mereka bertanya kepada Pangeran Bulat Bulaling dan kemudian ia mengatakan bahwa lemparkan saja dirinya ke air. Pengawal pun menurutinya, setelah lama di air lalu muncul seorang Pangeran yang gagah perkasa yang disebut “ Pangeran Suryanata “. Akhirnya Putri Junjung Buih mengakui kesaktian sang Pangeran dan bersedia untuk dijadikan istri.
Melalui Hikayat ini pula banyak tempat-tempat sepeti lapangan, nama jalan atupun tempat-tempat umum lain nya di beri nama seperti nama raja dan putri Nagara Daha. Artinya hikayat ini tidak berakhir sebagai dongeng atau legenda semata. Tapi terserah para pembaca aja bagaimana menanggapi. Cerita ini saya ketahui lebih dalam saat matakuliah Sejarah Lokal hari ini. Dan tunggu aja cerita tentang Kerajaan NagarA Daha…………….

Dongeng Anjing dan Kucing



Suatu hari, anjing dan kucing sedang berjalan jalan di teoi hutan. Sedang asyik mereka berjalan jalan, tiba tiba mereka melihat seekor monyet yang sedang memanjat sebuah pohon.
Si Anjing  berkata “guk…guk..guk……..lihat lah, betapa lincahnya monyet itu memanjat pohon! Aku ingin sekali bisa memanjat  seperti dia!”.
Si kucing dengan heran memandang kepada anjing seraya berkata “ meong …meong…. xi…xii… Mana mungkin kamu bisa memanjat  pohon. Kamu kan tidak punya cakar yang kuat! Kita berdua ini, sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk hanya bisa berjalan di atas tanah”
Merekapun kemudian bersepakat untuk meminta kepada Tuhan agar diberikan cakar yang kuat sehingga bisa memanjat seperti monyet. Tapi karena Tuhan hanya bisa memberikan kekuatan kepada salah satu diantara mereka, akhirnya anjing dan kucing sepakat untuk berlomba lari secepat mungkin ke rumah Tuhan.
“Hai kucing…saya tantang kamu untuk lomba lari ke rumah Tuhan besok pagi. Siapa yang lebih duluan sampai, maka dialah yang bisa diberi kekuatan cakar utk memanjat pohon” Anjing merasa dirinya yang akan lebih cepat sampai ke rumah Tuhan, karena larinya lebih kencang dari si kucing.
Karena kucing ingin bisa memanjat pohon, maka dia menerima tantangan tersebut.
“meong …..meong…heemmm siapa takut! , aku terima tantanganmu. Besok tepat pukul 6 pagi, kita mulai lombanya”
Nah… si anjing ternyata mempunyai sebuah rencana yang hebat agar dia bisa menjadi juara dalam lomba tersebut. Dia tahu bahwa si kucing suka dengan semangkuk susu. Maka dia berencana akan menaruh mangkuk susu di tepi jalan menuju rumah Tuhan.
“aku akan meletakkan mangkuk susu yang lezat ini di tepi jalan, sehingga si kucing akan berhenti untuk meminum susu ini…hemmm yummy sekali susu ini! Pasti si kucing akan suka dan lupa dengan lomba lari ke rumah Tuhan. He…he…he…”
Namun si kucing ternyata juga memiliki sebuah rencana yang tak kalah hebat dengan si anjing. Dia tahu kalo anjing suka sekali dengan tulang. Maka di kucing juga akan meletakkan sebatang tulang yang sangat lesat di tepi jalan.
Malam harinya, si kucing mulai menjalankan aksinya.“meong…. aku letakkan di sini saja tulang ini. Besok pasti si anjing akan memakan tulang ini dengan asyikya.” Setelah meletakkan tulang, maka si kucing pulang ke rumah dan tidur. Sebelum tidur, tak lupa dia menyetel alarm agar tidak terlambat bangun pada pukul 6 pagi.
Sementara itu di tempat lain, si anjing juga sedang meletakkan semangkuk susu di tepi jalan. “guk..guk.. aku letakkan saja di sini susu yang sangat lesat ini, besok pasti si kucing akan berhenti dan minum susu yang sangat  lesaaatt ini.” Lalu si anjing pulang kerumahnya. Tetapi sesampainya di rumah, si anjing tidak langsung tidur. Tapi dia malah nonton teve sampai tengah malam.
Pagi harinya si kucing terbangun karena alarmnya berbunyi. “ kring..kring………./ kring..kring……./kring..kring….. “ huamm … “oh…. rupanya sudah pagi ya! “ Aku sarapan dulu pagi ini dengan semangkuk susu yang sangat lesaat…”  Dengan lahap si kucing mulai meminum susu tersebut…………”slurp…slurp…. “ si kucing meminum susu tersebut sampai habis! Dan kemudian menuju ke tempat lomba lari.
Sementara itu, si anjing masih tertidur  dengan pulasnya karena menonton tv sampai larut malam. Suara ngorok “ ngoookkk…ngooook..ngrokk….! Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi dan si anjing masih belum bangun dari tidurnya.
“Tok…tok…..tok…. 2x“ Hey..bangun…! bangun..! bangun..! hari sudah siang dan waktunya untuk lomba lari” Teriak si kucing membangunkan anjing. Karena kaget, si anjing pun terbangun . Sambil mengusap matanya yang masih merah dia berkata” Wah…. saya telat bangun rupanya!” kata anjing.
“Iya.. ayo kita segera mulai perlombaan lari menuju rumah Tuhan . Merekapun berdua segera menuju ke lapangan tempat perlombaan. Di sana sudah banyak binatang-binatang lain yang menunggu perlombaan tersebut.
Kita hitung sama-sama… satu…dua ….tiga…..
Anjing dan kucing segera berlari secepatnya menuju ke rumah Tuhan. Namun ketika sedang berlari, si kucing melihat semangkuk susu yang sangat lesat di tepi jalan. “wow…apaan tuh!!… sepertinya susu itu sangat enak dan lesat untuk diminum!” Tapi karena dia sudah sarapan tadi pagi, maka dia terus berlari  tanpa memperdulikan semangkuk susu tersebut.
Sedangkan si anjing, dia langsung berhenti ketika melihat sebuah tulang di tepi jalan. “ guk..guk..guk… wah… ada tulang yang sangat lesat tuh! Sayang kalo tidak dimakan!” Si anjing berhenti lari dan mulai makan tulang tersebut dengan asyiknya.
Akhirnya si kucing berhasil sampai terlebih dahulu di rumah Tuhan. Lalu Tuhan memberikan kekuatan cakar yang hebat sehingga si kucing bisa memanjat pohon seperti si monyet.
Sedangkan si anjing yang masih asyik dengan tulangnya tidak dapat menyelesaikan lomba dan Tuhan tidak memberikan kekuatan seperti yang dimiliki oleh si kucing.
Nah hal itulah yang membuat sampai sekarang anjing dan kucing tidak pernah rukun, karena si anjing merasa ditipu oleh siasat si kucing.